Israel menyatakan siap menghadang dua kapal relawan yang saat ini sedang menuju Gaza, salah satunya Kapal 'Rachel Corrie'. Seperti dimuat laman berita Israel, Jerusalem Post, militer Israel akan menggunakan kekuatan militer yang lebih agresif -- untuk mencegah kapal menerobos blokade laut Israel atas Jalur Gaza.
Perlawanan para relawan yang mempertahankan diri di atas kapal Mavi Marmara dijadikan alasan.
"Kami [tentara Israel] naik ke atas kapal dan diserang seolah-olah sedang berperang," kata salah satu komandan Angkatan Laut Israel kepada Jerusalem Post, Selasa 1 Juni 2010 malam.
"Ke depan, itu berarti kami harus bersiap-siap seperti menghadapi kondisi perang."
Sebelumnya, Militer Israel (IDF) merilis rekaman video suasana pencegatan pasukan komando atas kapal Mavi Marmara. Tayangan video itu untuk menandingi rekaman video aktivis armada "Freedom Flotilla to Gaza," yang menunjukkan penyerbuan pasukan Israel dan kekerasan yang mereka lakukan kepada para penumpang.
Namun, video itu tak mampu meredam kecaman atas Israel. Protes atas serangan Israel terhadap misi bantuan kemanusiaan dilakukan di seluruh dunia.Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu mensinyalir serangan itu dilancarkan atas perintah dari pemerintah Israel. Turki menuntut permohonan maaf resmi dari Israel atas tragedi itu dan membuka blokade.
Kecaman juga datang dari Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas di Gaza.
PBB pun lantas bertindak. Kemarin, Israel menghadapi serangan kecaman dan pertanyaan terkait penyerangan konvoi misi kemanusiaan dalam sidang darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pemerintah Indonesia mengutuk penyergapan dan aksi kekerasan Israel terhadap Kapal Mavi Marmara yang membawa misi bantuan kemanusiaan internasional ke Jalur Gaza, Palestina, Senin (31/5).
Berdasarkan informasi tertulis dari Kemeterian Luar Negeri Indonesia yang diterima Antara di Jakarta, Senin, tindakan Israel dikabarkan telah menimbulkan sejumlah korban jiwa dan cidera. Sebanyak 16 orang telah dikonfirmasi tewas dalam penyergapan ini yang di dapat dari Otoritas Palestina.
Blokade Israel terhadap Jalur Gaza secara sepihak sejak Januari 2009 telah melanggar hukum internasional dan telah menciptakan penderitaan yang sangat mendalam di kalangan rakyat Palestina yang tidak berdosa.
Aksi penyergapan Israel terhadap kapal Mavi Marmara hari ini juga ilegal karena dilakukan di perairan internasional.
Melalui aksi penyergapan dan kekerasan tersebut, Israel kembali telah menciptakan hambatan terhadap proses perdamaian di Timur Tengah yang kini memasuki tahapan penting berkaitan dengan diluncurkannya proximity talks, sebagaimana disampaikan oleh Presiden Mahmoud Abbas dalam kunjungan ke Indonesia pada 29 Mei 2010.
Pemerintah Indonesia akan bekerjasama dengan masyarakat internasional guna memastikan agar Israel mempertanggungjawabkan tindakannya sesuai dengan hukum internasional.
Secara khusus, Indonesia mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menunaikan kewajibannya sesuai dengan Piagam PBB, termasuk melalui investigasi atas insiden penyerangan Israel dimaksud guna memastikan pertanggungjawaban Israel.
Dari Pemerintah Turki, dipastikan ada 12 WNI dalam kapal tersebut. Pemerintah RI terus memastikan nasib warga negaranya yang diberitakan ikut dalam misi kemanusiaan termaksud.
Sumber : Vivanews.com, www.mediaindonesia.com
0 komentar:
Posting Komentar
Anda dapat menggunakan beberapa tag HTML, seperti <b>, <i>, <a>
Penting: Jika anda tidak memiliki account gmail pilih Name/URL pada form ini